PROSESI BUKA LUWUR SUNAN KUDUS
A.Latar Belakang
Setiap kali orang mendengar nama Kudus, setidaknuya ada dua bayangan terlintas di benak kita.pertama,Kudus dipersepsikan sebagai sebuah komunitas yang lekat dengan basis sosial santri-muslim.hal ini tidak pernah lepas dari realitas keberadaan Sunan Kudus sebagai salah satu tokoh penyebar Islam di pesisir utara pulau jawa.Hingga kini artefak-artefak budaya yang diwariskan Sunan Kudus berupa sebuah komunitas santri muslim,bukan saja dapat ditemukan,bahkan menjadi salah satu identitas sebagai sebuah kota di jawa tengah yang memiliki ciri sosial-ekonomi yamg khas.Rokok,jenang,soto,bordir dan beberapa produk lainnya yang khas,akan dengan mudah membawa imajinasi seseotang terhadap kudus. Kegiatan perdagangan dan industri,baik yang berbasis rumah tangga skala kecil-menengah,maupun industri modern berskala besar, adalah pemandangan sehari hari bagi masyarakat kudus.
Dua ciri khas Kudus itu yaitu tradisi santri-muslim yang taat dan tradisi ekonomi perdagangan dan industri,tidak bisa dilepas begitu saja dengan nama Sunan Kudus.
Penting bagi kita untuk mempelajari sejarah. Karena dengan sejarah kitadapat melihat ke masa lalu, memperbaiki apa saja yang terjadi di masa lalu, apasaja yang dapat diambil sebagai pelajaran atau yang harus dihilangkan agar hidup kita menjadi lebih baik di masa sekarang maupun masa yang akan datang.Setiap tempat, benda, dan manusia sekalipun pasti memiliki sejarahmasing-masing. Sesuatu itu tercipta bukan dengan sendirinya, melainkan melalui suatu proses yang sangat panjang. Apalagi bila sesuatu tersebut tersebut pastilah sangat penting.Begitu pula dengan sejarah agama yang ada di Kudus. Telah kita ketahui bahwa penduduk Indonesia mayoritas beragama Islam. Namun jauh sebelum Sunan Kudus datang ke tanah jawa,yakni masih berdiri kokoh kerajaan di Kudus, agama penduduk Kudus adalah Hindu dan Budha.Pada saat Islam belum dikenal di Kudus saat itu Sunan Kudus melakukan berbagai cara agar dapat menyebarkan ajaran Islam ke tanah air, mulai dari berdakwah, kesenian, hingga mengajarkan toleransi agar tidak menyembelih sapi yang di anggap mulia oleh agama hindu . Dalam melakukan syiarnya, pastilah terdapat peninggalan- peninggalan antara agama Hindu-Budha dan Islam yang masih tersimpan hingga sekarang. Salah satunya tradisi-tradisi di desa Kauman kecamatan kota kabupaten kudus. Keberadaan tradisi-tradisi yang ada di desa Kauman masih menjadi mitos tersendiri bagi masyarakat tersebut. Keganjilan akan mitos tersebut di karenakan kurang tahunya akan sejarah ataupun asal usul dari tradisi-tradisi yang ada.
Buka Luwur merupakan salah satu tradisi rutin yang diadakan tiap tahunnya di Menara Kudus, dimana Buka Luwur itu merupakan suatu penghormatan bagi tokoh islam khususnya Sunan Kudus. Dalam makalah ini akan diuraikan tentang kronologi Buka Luwur.
A.Latar Belakang
Setiap kali orang mendengar nama Kudus, setidaknuya ada dua bayangan terlintas di benak kita.pertama,Kudus dipersepsikan sebagai sebuah komunitas yang lekat dengan basis sosial santri-muslim.hal ini tidak pernah lepas dari realitas keberadaan Sunan Kudus sebagai salah satu tokoh penyebar Islam di pesisir utara pulau jawa.Hingga kini artefak-artefak budaya yang diwariskan Sunan Kudus berupa sebuah komunitas santri muslim,bukan saja dapat ditemukan,bahkan menjadi salah satu identitas sebagai sebuah kota di jawa tengah yang memiliki ciri sosial-ekonomi yamg khas.Rokok,jenang,soto,bordir dan beberapa produk lainnya yang khas,akan dengan mudah membawa imajinasi seseotang terhadap kudus. Kegiatan perdagangan dan industri,baik yang berbasis rumah tangga skala kecil-menengah,maupun industri modern berskala besar, adalah pemandangan sehari hari bagi masyarakat kudus.
Dua ciri khas Kudus itu yaitu tradisi santri-muslim yang taat dan tradisi ekonomi perdagangan dan industri,tidak bisa dilepas begitu saja dengan nama Sunan Kudus.
Penting bagi kita untuk mempelajari sejarah. Karena dengan sejarah kitadapat melihat ke masa lalu, memperbaiki apa saja yang terjadi di masa lalu, apasaja yang dapat diambil sebagai pelajaran atau yang harus dihilangkan agar hidup kita menjadi lebih baik di masa sekarang maupun masa yang akan datang.Setiap tempat, benda, dan manusia sekalipun pasti memiliki sejarahmasing-masing. Sesuatu itu tercipta bukan dengan sendirinya, melainkan melalui suatu proses yang sangat panjang. Apalagi bila sesuatu tersebut tersebut pastilah sangat penting.Begitu pula dengan sejarah agama yang ada di Kudus. Telah kita ketahui bahwa penduduk Indonesia mayoritas beragama Islam. Namun jauh sebelum Sunan Kudus datang ke tanah jawa,yakni masih berdiri kokoh kerajaan di Kudus, agama penduduk Kudus adalah Hindu dan Budha.Pada saat Islam belum dikenal di Kudus saat itu Sunan Kudus melakukan berbagai cara agar dapat menyebarkan ajaran Islam ke tanah air, mulai dari berdakwah, kesenian, hingga mengajarkan toleransi agar tidak menyembelih sapi yang di anggap mulia oleh agama hindu . Dalam melakukan syiarnya, pastilah terdapat peninggalan- peninggalan antara agama Hindu-Budha dan Islam yang masih tersimpan hingga sekarang. Salah satunya tradisi-tradisi di desa Kauman kecamatan kota kabupaten kudus. Keberadaan tradisi-tradisi yang ada di desa Kauman masih menjadi mitos tersendiri bagi masyarakat tersebut. Keganjilan akan mitos tersebut di karenakan kurang tahunya akan sejarah ataupun asal usul dari tradisi-tradisi yang ada.
Buka Luwur merupakan salah satu tradisi rutin yang diadakan tiap tahunnya di Menara Kudus, dimana Buka Luwur itu merupakan suatu penghormatan bagi tokoh islam khususnya Sunan Kudus. Dalam makalah ini akan diuraikan tentang kronologi Buka Luwur.
B.Rumusan Masalah
a.Apa Sejarah Buka Luwur Sunan Kudus ?
b.Bagaimana Prosesi Buka Luwur ?
c.Bagaimana tanggapan masyarakat tentang Buka Luwur ?
C.Pembahasan
1.Sejarah Buka Luwur Sunan Kudus
Bagi Masyarakat Kudus tentunya sudah mengenal acara Buka Luwur Sunan Kudus. Acara ini merupakan upacara peringatan wafatnya sunan Kudus atau disebut dengan “Khaul” yang dilaksanakan setiap tanggal 10 Muharram atau 10 Syura.
Namun ada sebagian masyarakat yang menganggap bahwa upacara tradisional Buka Luwur sebenarnya bukanlah Khaul atau peringatan wafatnya sunan Kudus, sebab kapan tanggal wafatnya sunan Kudus tidak atau belum diketahui.
Mengapa Buka Luwur diadakan tanggal 10 Syuro atau 10 Muharram, hal itu disebabkan karena pada tanggal tersebut diyakini bahwa ilmu Tuhan (dari langit) diturunkan ke bumi, sehingga tanggal tersebut dianggap keramat.
2.Prosesi Buka Luwur Sunan Kudus
Prosesi Buka Luwur diantaranya sebagai berikut :
a.Penjamasan Keris ( Pencucian Keris )
Penjamasan Keris di lakukan pada pagi hari senin tanggal 1 Muharram (1 Syuro), tepatnya jam 7 pagi ,proses ini tidaklah seperti pencucian pada umumnya ,yakni pencucian ini memakai ramuan yang sudah di buat dari bahan-bahan yang sudah di ramu(campur) ,di antarannya bahan bahan membasuh keris itu ialah air jeruk dan pewarangan.Proses ini di lakukan di Tajuk. Proses ini bertujuan untuk mensucikan atau mengawetkan .bekas air pencucian keris biasanya disebut “kolo”, yang diperebutkan masyarakat untuk mencuci kerisnya dan diyakini membawa berkah. Dan setalah pencucian selesai,dilanjutkan dengan proses pengeringan .Yakni mengeringkannya tidak di jemur di panas matahari melainkan di taruh sebuah wadah yang berisikan bahan dari gabah ketan hitam .
b.Pengajian Umum 1 Muharram
Pengajian ini adalah pengajian rutin yang dilaksanakan pada malam 1 tanggal muharram pukul 20.00 WIB,pengajian ini bertujuan untuk memperingati tahun baru islam (Hijriah).Pengajian malam itu menghadirkan pembicara yakni K.H. Choirruzzyad T.S yang mana adalah pembimbing di sekolah sekitar menara.
c.Pelepasan Luwur
Pelepasan kelambu atau kain putih penutup makam yang sudah satu tahun di gunakan,Kelambu atau kain putih itulah yang di sebut Luwur. Kelambu atau kain putih bekas penutup makam tersebut menjadi rebutan masyarakat karena untuk mendapatkan “berkah”. Luwur ini dilakukan pada tanggal 1 muharram .Tepatnya pada pagi hari ,yang di lakukan masyarakat sekitar menara dan tamu undangan yakni menurunkan Luwur yang lama untuk di gantikan dengan luwur yang baru.
d.Munhadarah Masail Diniyah
Munhadarah masail diniyyah adalah pembahasan tentang hukum hukum islam yang terjadi di masyarakat sekitar pada saat ini atau sering disebut dengan bahtsul masail.Munhadarah ini di laksanakan pada pagi hari tepatnya jam 9 pagi tanggal 6 muharram .Yang di hadiri masyakhih masyakhih kudus .Untuk membahas perdebatan atau permasalahan hukum syariat.Di antarannya dihadiri kyai kyai seperti K.H.Hasan Fauzi ,K.H ahmadi abdul fattah,K.H.Arifin fanani.
e.Pembuatan Luwur
Pembuatan luwur dilaksanakan pada tanggal 6 muharram ( Syuro ) di pendopo tajuk. Yang di rancang oleh seksi pembuatan luwur. Yakni mengganti luwur lama untuk digantikan dengan yang baru.
f.Pembacaan Do’a Rasul dan Terbang papat
Do’a Rasul dan Terbang papat adalah pentas seni terbang yang dilakukan dengan tujuan melek’an untuk menunggu prosesi penyembelihan hewan.Proses ini dilaksanakan pada tanggal 9 Muharram.
g.Penyembelihan Hewan
Penyembelihan hewan dilaksanakan pada pagi hari tepatnya jam 3, dengan menyembelih hewan sebanyak 16 ekor kerbau dan 75 ekor kambing.
h.Khotmil Qur’an
Khotmil qur’an dilaksakan pada tanggal 9 muharram tepatnya setelah sholat shubuh, yang di khatamkan oleh 9 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 2 orang, orang pertama sebagai penghafal al qur’an dan orang kedua sebagai penyemak.Dan selama khataman berlangsung di buatlah bubur asyuro.
i.Memasak Nasi dan Hewan
Beras yang dimasak bukanlah dari panitia sendiri melainkan sumbangan dari masyarakat yang berantusias dalam acara tersebut, dan yang memasak nasi beserta dagingya adalah dari masyarakat sekitar menara, yakni dari mulai kalangan rewaja hingga dewasa ikut serta dalam memasak nasi. Pada tahun ini beras yang disumbang oleh masyarakat terkumpul 6 ton .
j.Santunan Anak Yatim
Lebaran anak yatim sebenarnya hanyalah sebuah ungkapan (istilah), yang biasanya diwujudkan dengan cara menyelenggarakan sebuah acara dimana orang-orang memberikan santunan kepada para anak yatim di hari yang telah ditentukan dalam setiap tahun baru muharram, yaitu antara 9 dan 10 Muharram setiap tahunnya.Lebaran anak yatim yang sering dilaksanakan pada 10 muharram didasarkan dalil yang meriwayatkan bahwa Rasul saw menyayangi anak-anak yatim, dan lebih menyayangi mereka pd hari 10 muharram (Asyura), dan menjamu serta bersedekah pd 10 muharram bukan hanya pd anak yatim tapi keluarga, anak, istri, suami dan orang orang terdekat, karena itu sunnah beliau saw dan pembuka keberkahan hingga setahun penuh. (Faidhul qadir ).Ada juga hadist yang di riwayatkan oleh Ibnu Abbas r.a bahwa Rasulullah bersabda :”Dan barangsiapa yang membelaikan tangannya pada kepala anak yatim di hari Asyuro, maka Allah Ta’ala mengangkat derajat orang tersebut untuk untuk satu helai rambut satu derajat. Dan barangsiapa memberikan (makan dan minum) untuk berbuka bagi orang mukmin pada malam Asyuro, maka orang tersebut seperti memberikan makanan kepada seluruh umat Muhammad SAW dalam keadaan kenyang semuanya.” Al Hadis.Pelaksanaanya pada tanggal 9 muharram jam 08.00 WIB.Dalam santunan ini di berikan kepada anak yatim yang berjumlah sekitar 105 orang di sekitar kampung menara yang di berikan oleh yayasan menara kudus .
k.Pembuatan Bubur As-Syuro
Kronologi bubur suro berpangkal ketika masa hidup Nabi Nuh, saat itu tepatnya 10 Muharram/hari Asyura’.
Pada saat itu kapal Nabi Nuh mulai mendarat setelah 150 hari berlayar,yakni mulai bulan Rajab hingga 10 muharram dan berhenti di atas Gunung Al-Judiy (rauhul ma’ani[12/62]).
Setelah kapal berhenti di gunung Al-judiy pada hari Asyura’,Nabi Nuh memerintahkan kaumnya yang berjumlah 80 orang(40 jodoh) untuk mengumpulkan sisa perbekalan,Nabi Nuh membagi kaumnya dan menyuruh tiap bagian untuk mengumpulkan bahan makanan dari sisa perbekalan yang telah ditentukan. Antara lain gandum,beras,kacang-kacangan dll.Lalu nabi nuh memerintahkan untuk memasaknya menjadi bubur.Semua ini di lakukan Nabi Nuh untuk bersyukur atas keselaman kaumnya sehabis melewati rintangan yang menyulitkan.Untuk bahan bahan dari bubur asyuro ini adalah bahan yang sudah di ramu dari beberapa rempah rempah bahan yang meliputi jeruk bali,kecambah(toge),kacang,ikan teri,Dan hal itu telah di jadikan adat di hari Asyura’.keterangan ini banyak di temukan di kitab-kitab salaf, di antaranya dalam kitab Nihayatuz Zain [1/196].Sebagian ulama menghukumi ritual bubur itu diperbolehkan. Seperti yang di jelaskan oleh K.H. Sya’roni achmadi, Beliau memaparkan asal usul bubur suro seperti halnya yang telah tertera di awal. Dan beliau juga menyatakan bahwa adat bubur suro yang telah berlaku dalam banyak maryarakat merupakan sebuah pemeragaan pertemuannya Nabi Adam dan Ibu Hawa pada tanggal 9 Dzul Hijjah, Sa’i juga merupakan pemeragaan ketika Siti Hajr mencari air,beliau mencari air menaiki bukit Shofa kemudian turun dan mendaki bukit Marwah,kemudian mendaki bukit Shofa lagi,hal itu di ulang sampai 7x,dan juga melempar jumrah yang berasal dari pemeragaan tatkala Nabi Ibrahim hendak pergi untuk menyembelih putranya,di perjalanan beliau di hadang oleh iblis kemudian Nabi Ibrahim melemparnya dengan batu sampai 7x hingga si iblis pergi,tapi setelah dua meter si iblis muncul lagi dan Nabi Ibrahim melemparinya nya lagi dengan batu 7x sampai si iblis itu pergi,dan hal itu terulang sampai 3x.jadi intinya rukun-rukun haji dan bubur suro sama-sama pemeragaan.karena bubur suro dapat di jadikan ladang untuk beribadah.ibadah-ibadah yang kita lakukan melalui bubur suro, antara lain yaitu shodaqoh dan syukur di hari Asyura’.
Adat bubur suro memang patut di gunakan untuk shodaqoh,sabda Rosulullah :
“ shodaqoh dapat menolak malapetaka”(Riyadlus sholihion[2/15])
Oleh karena itu bubur suro memang moment yang tepat untuk di gunakan shodaqoh. Karena hari asyura’ masih berdekatan dengan tahun baru dan dengan shodaqoh tersebut kita terhindar dari bala’ dalam tahun ini.Syukur juga tepat di laksanakan pada ritual adat bubur suro.dalam syukur ini kita mensyukuri nikmat-nikmat yang besar,terutama keselamatan Nabi Nuh dan kaumnya dari banjir bandang.sebagaimana asal usul bubur suro berasal dari peristiwa tersebut. Dan kita dapat hidup di hari ini juga terkait dengan keselamatan mereka. Jadi, hal tersebut termasuk juga dalam niknat yang besar.
l.Pembacaan Qasidah al-Barzanji
Pembacaan Qasidah al-Barzanji dilaksanakan pada tanggal 10 Muharram yaitu pada hari kamis pukul 19.30WIB.Diadakannya acara ini adalah sebuah bentuk kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW dengan melantunkan shalawat-shalawat
m.Pengajian Umum 10 Muharram
Pengajian Umum ini adalah pengajian yang di laksanakan setelah pembacaan Qasidah al-Barzanji.yakni sebelum puncak dari buka luwur.Pengajian yang di hadiri ribuan jama’ah yang khususnya masyarakat kudus ,ada juga dari daerah daerah sekitar kudus ,semisal pati ,jepara,demak.Pada pengajian malam ini menghadirkan pembicara K.H. Habib Umar al-muthohhar dari Semarang.
Susunan acara pada pengajian itu adalah :
1)Pembukaan
2)Pembacaan ayat suci al-Qur’an
3)Pembacaan Khotmil Qur’an
4)Pembacaan Do’a Assyuro ,Tahlil
5)Mauidhah hasanah
n.Pembagian Brekat Salinan dan Kartu Pembagian berkat salinan dilaksanakan pada tanggal 10 Muharram pukul 01.30WIB. Pembagian ini adalah pembagian yang menukarkan kartu dan menukarkan nasi yang sudah matang dengan nasi yang sudah disediakan oleh panitia.Biasannya penukaran ini dilakukan oleh ibu-ibu.
o.Pembagian Brekat Umum
Pembagian berkat umum ini dilaksanakan pada tanggal 10 Muharram tepatnya pukul 06.00WIB.Pembagian ini dibagi 2 kelompok ,yakni putra dan putri .Untuk putra sendiri dilaksanakan di sebelah selatan toko Mubarokatan Toyyibah.Untuk yang Putri dilaksanakan di sebelah selatan menara yang rutenya menuju makam.Pembagian ini sangatlah kacau,dari tahun ke tahun para peziarah atau pengunjung tidak mau diatur atau semaunya sendiri.Kata Pak Denny selaku staff kepengurusan yayasan masjid menara kudus,beliau menuturkan bahwa pembagian ini dilakukan untuk berlatih sabar,tuturbeliau orang sabar disayang tuhan.
P.Pemasangan luwur baru
Pemasangan Luwur baru adalah mengganti Luwur yang lama dengan Luwur yang baru yangdi laksanakan pada 10 Muharram.Proses ini adalah puncak dari Buka Luwur .
D.Kesimpulan
Prosesi Buka Luwur dilaksanakan sebagai berikut :
1.Penjamasan Keris
2.Pengajian Umum 1 Muharram
3.Pelepasan Luwur
4.Munadhoroh Masail Diniyah
5.Pembuatan Luwur
6.Do’a Rosul dan terbang papat
7.Penyembelihan Hewan
8.Khotmil Qur’an
9.Memasak nasi dan hewan
10.Santunan anak yatim
11.Pembacaan Qasidah al-Barzanji
12.Pengajian Umum 10 Muharram
13.Pembagian berkat salinan dan kartu
14.Pembagian berkat umum
15.Pergantian luwur