Menjauhi perilaku aniaya (dzalim),apa pengertian dan hukum dari sifat dzalim?

Menjauhi perilaku aniaya (dzalim) , Dalam ajaran islam, Dzalim merupakan perilaku tercela yang harus dihindari setiap mu’min . karena sesungguhnya perbuatan dzalim dapat merugikan pelakunya dalam kehidupan dunia maupun akhirat. Agar setiap mu’min tidak terjebak pada perbuatan dzalim ,maka harus memahami salah satu sifat tercela ini (dzalim) ,kemudian seecara konsisten menjaga diri agar tidak terjerumus pada perbuatan dzalim,sbaggai panduan dan panduan dan penuntun untuk menghindari perbuatan dzalim,maka pada bagian berikut akan dibahas perilaku dzalim sengai kesesatan yang harus dijauhi. dan kedzaliman ini sangat dominan dengan orang yang licik. lihat bahaya yang muncul dari sifat licik.dan pengertiannya disini.
Menjauhi perilaku aniaya (dzalim),apa pengertian dan hukum dari sifat dzalim?

Dzalim sebagai kemungkaran, menurut ajaran islam,aniaya atau yang biasa disebut dzalm adalah berasal dari kata    ظلم-يظلم-ظلما yang artinya aniaya ,sedangkan pelakunya disebut ظالم dan perbuatannya disebut  ظلم . ahli mauidzoh mendefinisikan dzalim yaitu meletakkan sesuatu tidak pada tempatnya. Dzalim adalah perbuatan dosa yang harus ditinggalkan. Karena tindakan aniaya akan dapat merusak kehidupan pribadi ,keluarga dan masyarakat.tindakan aniaya digolongkan sebagai perbuatan yang menyesatkan dan menyengsarakan . karena itu orang –orang musyrik pun ,oleh al –Qur’an dianggaap melakukan kedzaliman. Karena sesungghnya perbuatan dzalim yang bertentangan dengan kebenaran akan membawa madzarat bagi diri pelakunya sendiri.
Berkaitan dengan istilah dzalim, Ar –Razi memberikan 10 penafsiran sbagai berikut,
a.Dzalim adalah orang yang lebihh banyak kesalahannya
b.Dzalim adalah sesuatu yang kulitnya lebih bagus daripada isinya
c.Dzalim adalah orang yang bertauhid dengan lidah,tetapi berbeda dengan sepak terjang hidupnya
d.Dzalim adalah orang yang berbuat dosa besar
e.Dzalim adalah orang yang membaca al –Qur’an dengan tidak mau mempelajari isinya,apalagi mengamalkan
f.Dzalim adalah orang yang jahil
g.Dzalim adalah orang-orang yang musyammah (berputus asa)
h.Dzalim adalah orang yang setelah dihisab akan masuk neraka
i.Dzalim adalah orang yang tidak mau berhenti melakukan maksiat
j.Dzalim adalah orang yang mengambil al-Qur’an akan tetapi tidak mengamalkannya
Ali ibnu Abu Thalib r.a sebagai khalifah keempat dan terakhir dari al khulafa’ al Rasyidin menyatakan “ ketahuilah bahwa kedzaliman itu ada tiga macam”
Kedzaliman terhadap Allah (Syirik)
Syirik merupakan pandangan dan kepercayaan yang mengingkari bahwa Tuhan adalah yang Maha esa dan Maha Kuasa . jika tidak maha Esa ,maka berarti ada lebih dari satu Tuhan. Jadi harus ada Tuhan selain Allah ,Tuhan yang maha Esa itu sendiri , lalu konsekuensinya ,berarti Tuhan yang lain terntu berasal dari kalangan makhluk ciptaan Tuhan yang maha Esa,termasuk sesama manusia. Akibatnya ialah bahwa manusia yang musyrik itu mengangkat dan mengagungkan sesama alam atau sesama manusia lbih dari semestinya.
Kepercayaan itu dalam antropologi budaya ,dikenal sebagai system,mitologis yaitu pandangan yang tidak benar kepada alam sekitar atau manusia ( misalnya , raja yang dianggap keturunan dewa, dan lain-lain) ,pandangan yang tidak sejalan dengan sunnatullah dan taqdir untuk ciptaan-Nya disebut sebagai kedzaliman. Karena syirik mempunyai makna menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya dan berdampak merendahkan harkat dan martabat manusia. Padahal manusia adalah puncak dari ciptaan Tuhan.apabila orang memandang bahwa Tuhan tidak kuasa,sehingga Tuhan memerlukan ‘pembantu-pembantu’ yang harus disembah dan yang akan menolong mendekat kepada-Nya ,maka hal ini merupakan kedzaliman. Sebab praktek penyembahan yang tidak pada tempatnya. Membuat orang secara apriori menempatkannya dibawah alam atau sesama manusia. Maka dari itu prilaku syirik tidak akan diampuni oleh Allah Swt.
Kedzaliman terhadap diri sendiri
Sebagian besar manusia memiliki kebiasaan untuk melaukan perbuatan yang dikelompokkan sebagai dosa kecil ,baik itu desengaja maupun tidak disengaja. Padahal sesungguhnya prilaku dosa sekecil apapunmerupakan kdaliman yang harus ditinggalkan. Oleh karena itu kita harus selalu beristighfar dan berdoa agar Allah mengampuni segala dosa yang diakibatkan melakukan hal yang sifatnya salah dan lupa,yang demikian itu menjadi tabi’at dari manusia itu sendiri.
Sebagai orang yang meyakini kebenaran ajaran agama,sudah barang tentu mau menerima dan menghayati konsep pahala dan dosa. Menurut ajaran islam ,perbuatan baik yang dilakkan seorang muslim sebagai “medium” untukmendekatkan diri (taqorrub) kepadanya.

Popular Posts

Follow Me